Mesin Mobil Dan Bagian-Bagiannya

Advertise with Anonymous Ads




 

 

 

 

 

 

1. In Line Ber-cc Kecil


Penggunaan istilah mesin in-line adalah untuk menggambarkan konfigurasi mesin
yang semua silindernya dalam posisi sejajar. Dengan posisi itu justru mengakibatkan ruang mesin mobil jadi lebih panjang ketimbang konfigurasi mesin lainnya. Mau tak mau, msin ini wajib mengkonsumsi minyak silinder dalam porsi banyak.
Meski begit, konfigurasi mesin in-line sering disematkan untuk mobil ber-cc kecil. Namun seiring perkembangan dunia otomotif, mesin in-line bisa dipasang melintang kiri ke kanan dengan sedikit pemakaian pelumas. Paling tidak, ini dilakukan untuk menghemat tempat dan mengoptimalkan ruang mesin.
Keuntungan mesin ini, perawatannya begitu mudah, biayanya pun murah, dan mekanik mudah memahaminnya. Jenis mesin seperti ini ada pada pacu mobil Honda Jazz, Hyundai Atoz maupun Suzuki Aerio.

Mesin Abjad W

Nah, jenis mesin “W” ini tak jauh pula dengan persamaanya antara versi in-line dan mesin V. Sering disebutkan dengan mesin abjad W. Perbedaanya hanyalah dengan diselipkannya sebaris silinder diantara silinder baris kiri dan kanan mesin.
Mesin ini terbilang rumit konstruksinya serta memiliki banyak komponen dan rakus minyak pelumas. Namun, performa mesin W ini terbilang luar biasa dan ini terbukti pada mobil-mobil yang menggunakannya., seperti Phaeton W12, dan Bentley Continental GT W12. Malah, dengan dukungan mesin yang mengambil posisi Center Of Gravity, mesin pacu mobil ini terbukti sangat stabil dalam pengendaliannya.

Boxer Bertenaga Besar (3B)

Tak bisa dipungkiri jika mesin tipe Boxer ini sangat minim populasinya. Sering dijuluki dengan istilah flat four, karena sesuai dengan jumlah silindernya. Posisinya yang horizontal dengan membentuk sudut 180 derajat membuat kontur mesin ini melebar bagaikan memiliki sayap.
Meski suaranya cenderung sedikit berisik dan menghasilkan getar, namun diakui jika mesin ini paling terbaik dalam urusan titik gravitasi. Tenaga yang dihasilkannya pun terbilang besar. Jadi tak heran, jika banyak digunakan oleh pabrikan mobil yang beraura split seperti mobil Subaru atau Porsche.
Boxer cenderung berkarakter “enteng”, namun punya rentang tenaga yang yahud. Salah satu kelemahan mesin ini adalah perawatan yang memakan biaya cukup mahal. Itu bisa Anda buktikan tatkala membeli suku cadang maupun saat membayar ongkos reparasinya.

Supercharger dan Turbocharger

Mungkin Anda pernah dengar istilah Supercharge dan Turbocharger. Yah, nama ini berhubungan erat dengan system penambahan tanaga pada mesin. Meski sama-sama menghsilkan tenaga tambahan, namun kedua piranti ini mempunyai perbedaan dalam prinsip kerja. Perbedaan mendasar itu hanya terletak pada pengaturan dalam keluaran tenaga yang dihasilkan.
Supercharger dan Turbocharger adalah kipas yang memaksa udara masuk ke dalam mesin. Turbo memanfaatkan gas buang dari mesin, sedangkan Supercharger digunakan oleh mesin. Kedua teknologi ini memungkinkan jumlah udara dan bahan bakar yang dimasukkan ke dalam silinder lebih banyak menghsilkan tenaga lebih besar. Adapun kelebihan dari Supercharger ialah mesin bisa mendapatkan tenaga seketika (Instan Power) sewaktu dinyalakan. Hanya saja, piranti ini terbilang berat dan banyak menyita ruang kompartemen mesin.
Sedangkan Turbocharger, memiliki bobot ringan, alatnya pun kecil sehingga tak sulit menempatkannya. Selain itu, piranti ini tidak rakus bahan baker, terlebih lagi saat pemakaian normal. Karena cukup dengan memanfaatkan gas buang saja. Kelemahan piranti ini tetap terlambat bereaksi, karena memiliki jeda waktu, saat pedal gas ditekan untuk mencapai tekanan gas, saat ini Supercharger dan Turbocharger kini sudah dilengkapi pula InterCooler.

Related Posts:

0 Response to "Mesin Mobil Dan Bagian-Bagiannya"

Post a Comment