Pengertian kopling

Advertise with Anonymous Ads 1) Pengertian Kopling
Kopling (clutch) terletak di antara mesin dan transmisi.
Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan
putaran mesin ke transmisi.











Gambar 1. Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan



Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syaratsyarat
minimal sebagai berikut :
a) Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin
ke transmisi dengan lembut.
Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan
dan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan
lembut. Lembut berarti terjadinya proses pemutusan dan
penghubungan adalah secara bertahap.
b) Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip
Jika kopling sudah menghubung penuh maka antara fly
wheel dan plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya
dan putaran mesin terpindahkan 100%.
c) Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan
cepat. Pada saat kita operasinalkan, kopling harus dapat
memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu
daya dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan,
sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling
harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja
kopling dalam memutus dan menghubungkan daya dan
putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak
membutuhkan waktu.

2) Jenis-jenis kopling
a) Kopling Gesek
Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan
pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan gaya gesek
yang terjadi pada bidang gesek. Ditinjau dari bentuk bidang
geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
(1) Kopling piringan (disc clutch)
Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang
gesek berbentuk piringan atau disc.
(2) Kopling konis (cone clutch)
Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek
berbentuk konis.
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling
dibedakan menjadi 2 yaitu :
(1) Kopling plat tunggal
Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah
piringan koplingnya hanya satu.

(2) Kopling plat ganda/ banyak
Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah
piringan lebih dari satu.

Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan
menimbulkan panas, sehingga memerlukan media
pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/media kerja,
kopling dibedakan menjadi :
(1) Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang
gesek (piringan atau disc) terendam cairan/ minyak.
Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau tipe
plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang
diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya
panjang, sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada
bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.
(2) Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang
gesek (piringan atau disc) tidak terendam cairan/
minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak).
Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat
bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan
putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas
penekan. Ditinjau dari pegas penekannya, kopling
dibedakan menjadi :
(1). Kopling pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya
berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya dikendaraan
kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan :
penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan.
Sedangkan kekurangannya : penekanan kopling
berat, tekanan pada plat penekan kurang merata,
jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang,

terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan
tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga
kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan pada
kendaraan menengah dan berat yang
mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran
lambat.

(2). Kopling pegas diaphragma
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya
berbentuk diaphragma. Penggunaan pegas
diaphragma mengatasi kekurangan dari pegas spiral.
Namun pegas diaphragma mempunyai kekurangan :
kontruksinya tidak sekuat pegas spiral dan kurang
responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga
kebanyakan kopling pegas diaphragm ini digunakan
pada kendaraan ringan yang mengutamakan
kenyamanan.
(1). Plat Kopling (Disc clutch)

Plat kopling adalah komponen unit kopling yang
berfungsi menerima dan meneruskan tenaga mesin dari
roda penerus dan plat penekan ke input shaft transmisi.
Bagian-bagian plat kopling terlihat pada gambar 3. Plat
kopling dipasangkan pada alur-alur input shaft transmisi.
Bagian plat kopling yang beralur dan berhubungan
dengan input shaft transmisi dinamakan clutch hub.
Kampas kopling (facing) dipasangkan pada plat kopling
untuk memperbesar gesekan. Kampas kopling
dipasangkan pada cushion plate dengan dikeling.

Cushion plate dipasangkan pada plat kopling juga
dengan dikeling. Hentakan saat kopling mulai
meneruskan putaran dan pada saat akselerasi dan
deselerasi diredam oleh torsion dumper. Terdapat dua
jenis torsion dumper yakni torsion rubber dumper dan
torsion spring dumper.
(2). Rumah kopling, plat penekan dan pegas penekan

Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas
penekan, tuas penekan dan rumah kopling. Ditinjau dari
konstruksinya clutch cover dibedakan menjadi tiga yakni:
boss drive type clutch cover, radial strap type clutch
cover dan corded strap drive tipe clutch cover. Pada tipe
boss drive plat penekan dipasangkan pada rumah
kopling dengan boss sehingga konstruksinya kuat,
namun perpindahan tenaga tidak bisa lembut. Tipe radial
strap type clutch cover dan corded strap drive tipe clutch
cover. Pada tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke
rumah kopling oleh strap (plat baja) dalam arah radial
dari boss. Tipe corded strap drive plat penekan ditahan
oleh tiga buah plat pada rumah kopling sehingga daya

elastisitas plat tersebut memungkinkan perpindahan
tenaga terjadi dengan lembut.

Cara kerja kopling gesek
Kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga secara
halus dari mesin ke transmisi melalui adanya gesekan antara
plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan. Kekuatan
gesekan diatur oleh pegas penekan yang dikontrol oleh
pengemudi melalui mekanisme penggerak kopling.
Jika pedal kopling ditekan penuh, tekanan pedal
tersebut akan diteruskan oleh mekanisme penggerak
sehingga akan mendorong plat penekan melawan tekanan
pegas penekan sehingga plat kopling tidak mendapat
tekanan. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan
plat penekan tidak terjadi sehingga putaran mesin tidak
diteruskan.
Jika pedal kopling ditekan sebagian/ setengah, tekanan
pedal tersebut akan diteruskan oleh mekanisme penggerak
sehingga akan mendorong plat penekan melawan sebagain/
setengah tekanan pegas penekan sehingga tekanan plat
penekan ke fly wheel berkurang, sehingga plat kopling akan
slip. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat

penekan kecil sehingga putaran dan daya mesin diteruskan
sebagian.
Apabila pedal dilepaskan maka gaya pegas akan
kembali mendorong dengan penuh plat penekan. Plat
penekan menghimpit plat kopling ke fly wheel dengan kuat
sehingga terjadi gesekan kuat dan berputar bersamaan.
Dengan demikian putaran dan daya mesin diteruskan
sepenuhnya (100%) tanpa slip.

b) Kopling Magnet
Dinamakan kopling magnet karena untuk melakukan
pemindahan daya dengan memanfaatkan gaya magnet.
Magnet yang digunakan adalah magnet remanent yang
dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik ke dalam
sebuah lilitan kawat pada sebuah inti besi. Listrik yang
dibangkitkan atau tersedia dikendaraan adalah listrik arus
lemah sehingga magnet yang dibangkitkan tidak cukup kuat
untuk dijadikan sebagai kopling pemindah daya utama.
Kopling jenis ini kebanyakan hanya digunakan sebagai
kopling pada kompresor air conditioner (AC).

c) Kopling Satu Arah (one way clutch/ free wheeling clutch/
over runing clutch)
Kopling satu arah merupakan kopling otomatis yang
memutus dan menghubungkan poros penggerak (driving
shaft) dan yang digerakkan (driven shaft) tergantung pada
perbandingan kecepatan putaran sudut dari poros-poros
tersebut. Jika kecepatan driving lebih tinggi dari driven,
kopling bekerja menghubungkan driving dan driven. Jika
kecepatan driving lebih rendah dari driven, kopling bekerja
memutuskan driving dan driven. Ada dua jenis one way
clutch yakni sprag type dan roller type.

d) Kopling Hidrolik
Dinamakan kopling hidrolik karena untuk melakukan
pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan tenaga
hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan menempatkan

cairan/ minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang diputar,
sehingga cairan akan terlempar/ bersirkulasi oleh adanya
gaya sentrifugal akibat putaran sehingga fluida mempunyai
tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah yang digunakan
sebagai penerus/ pemindah tenaga.

Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah : pump
impeller, turbin runner dan stator. Pump impeller merupakan
mekanisme pompa yang membangkitkan tenaga hidrolis
pada fluida. Turbin runner adalah mekanisme penangkap
tenaga hidrolis fluida yang dibangkitkan pump impeller.
Stator adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida agar
tidak terjadi aliran yang merugikan tetapi justru aliran yang
menguntungkan sehingga didapatkan peningkatan momen/
torsi.
3) Pembongkaran, Pemeriksaan, Penggantian dan Pemasangan
Kopling
Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar,
memeriksa, memperbaiki dan memasang kembali unit kopling
dan komponen-komponennya.
a) Pembongkaran

Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling
haruslah terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain
yang terkait/ menghalangi, antara lain:
(1). Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
(2). Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
(3). Unit transmisi dan sistem pemindahnya
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit
release bearing dan release fork akan terbawa pada rumah
transmisi, sehingga secara mudah dapat dilepaskan dengan
melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian
tarik keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork dan
release bearing akan terlepas.
Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit
transmisi dilepas. Langkah-langkahnya adalah :
(1).Buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel
(2).Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk
menahan plat kopling pada tempatnya
(3).Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly
wheel dengan urutan menyilang secara bertahap dan
merata, sampai tekanan tidak ada tekanan pegas
(4).Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
(1).Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai
clutch disc terjatuh.
(2).Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure
plate dan fly wheel. Jangan sampai terkena minyak atau
gemuk.
(3). Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang
dapat mengganggu kinerja kopling.
Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan
plat penekan dapat dengan mudah dibingkar, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
(1).Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch
cover menahan tekanan pegas kopling.

(2). Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel
maupun baut penahan penyetel tinggi tuas pembebas
(3). Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover

(4). Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.
(5). Lepaskan clutch cover
(6). Lepaskan pegas-pegas penekan
(7). Lepaskan pin dan release lever

b) Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling
(1) Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing
tertutup dengan tipe pelumasan permanen, sehingga
tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya.
Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah
secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan
atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/

terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat
dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.

Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian
kerja sebagai berikut :
(a) Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga
pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa
ada tahanan sebaiknya ganti!
(b) Tahan hub dan case dengan tangan kemudian
gerakkan pada semua arah untuk memastikan selfcentering
system agar tidak tersangkut. Hub dab
casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan
berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan
yang baru!
(2) Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas
dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat
apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit

dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus.
Jika kerusakannya parah, sebainya diganti.

(b) Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan
bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal
adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika
keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!

(c) Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness
gauge).
Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa
kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau

ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau
ketidakrataan maximal 0.5 mm.

(d) Pemeriksaan dengan dial indikator
Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat
dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan
ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas.
Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial
dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan
maximal : 0.5 mm.

(e) Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan
Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang
bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian
juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat

buku manual). Semakin besar unit kopling biasanya
limit/ tolerensi semakin besar.

(f) Pemeriksaan tegangan pegas penekan
Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada
kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran
dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan
maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas
penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas
dapat dilihat pada buku manual kendaraan.
Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu
besar, karena akan membuat penekanan kopling
tidak merata.
(g) Perbaikan/ penyetelan

Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi,
lakukan penyetelan kerataan :
o Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan
ketinggian dan kerataan dengan SST seperti
terlihat pada gb. berikut!

o Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan
mengatur baut penyetel pada pengikat tuas
pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST
pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka
kunci dan keraskan mur penahan pengunci.

(3) Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu :

(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat
apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit
dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus.
Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan
menggunakan mesin bubut atau jika tidak
memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
(b) Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan
straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max.
adalah 0.5 mm.

(c) Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan
dengan menggunakan mesin bubut atau ganti
dengan plat penekan yang baru.
(4) Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat
apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit
dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus.

Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau
ganti dengan plat kopling baru.
(b) Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling
dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling,
minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi
spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan
plat kopling baru.

Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara
melepas kampas kopling lama dengan merusak paku
kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling
baru dengan paku keling baru dengan urutan
menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan
keolengan plat kopling dengan bantuan roller
instrumen dan dial indikator.

(c) Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion
dumper. Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan
pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit
baru.
(d) Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub.
Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft
transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah
tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti
dengan plat kopling baru.
(e) Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan rollerinstrumen
(mesin/alat-pemutar) dan dial indikator
periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi
0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.

(5) Fly Wheel
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat
apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores
dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan
itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas

amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti
dengan plat kopling baru.
(b) Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari
keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan,
ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring
gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80
s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan
pasangkan ring gear baru dengan menggunakan
mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC
karena bisa mengubah sifat logam.
(c) Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indikator
periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi
0.2 mm, gantilah fly wheel.

(d) Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri
tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan
terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan
pilot bearing yang baru.

Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas
pilot bearing lama dengan SSt sliding hamer dan
kemudian memasangkan pilot bearing baru.

c) Pemasangan
Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali
dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling.
Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut :
(a) Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.
(b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat
penekan.
(c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan
dengan posisi yang tepat.
(d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch
cover
(e) Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan
sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut
pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.

(f) Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan
penyetelan tinggi pressure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas
kopling dan unit kopling dapat dilakukan. Prosedur
pemasangannya adalah sebagai berikut :
(a) Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling
(clutch hub).
(b) Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi
plat kopling.

(c) Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan
center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
(d) Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan
tanda yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan
ketepatan knock pin.
(e) Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
(f) Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara
bertahap. Mulailah pengerasan dari baut yang paling
dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut
dikeraskan, pastikan lagi posisi plat kopling dengan
mengatur posisi center clutch.

(g) Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi
pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.

Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan
release lever shaft, release lever dan release bearing
pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit
gemuk/ grease khusus pada beberapa bagian yang
bergesekan. Pastikan bahwa pengunci release fork
terhadap porosnya dan release bearing terhadap release
fork terpasang dengan baik.

Setelah semua komponen unit kopling terpasang,
rakitlah/ pasang unit transmisi, unit pemindah transmisi,
propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan release
cylinder.

c. Rangkuman 1
1). Kopling berfungsi untuk menghubung dan memutuskan
putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
2). Jenis-jenis kopling antara lain adalah kopling gesek, kopling
satu arah, kopling magnet dan kopling fluida.
3). Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : rumah
kopling, plat penekan, plat kopling, pegas penekan, tuas
penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.
4). Pemeriksaan unit kopling secara visual meliputi kondisi plat
kopling, plat penekan, pegas penekan dan alur-alur input shaft
transmisi.
5). Pemeriksaan dengan pengukuran meliputi pengukuran
kerataan plat penekan; kedalaman paku keling dan kerataan/
run-out plat kopling; kesikuan dan panjang pegas penekan,
tegangan pegas penekan; serta kerataan/ run-out fly wheel.
6). Pemeriksaan dengan pengecekan fungsi/ kerja meliputi
release bearing, back-lash input shaft transmisi dan hub plat
kopling, torsin dumper dan hub serta pilot bearing.
7). Penyetelan pada unit kopling adalah penyetelan tinggi
diaphragm spring dan atau ketinggian tuas penekan.
d. Tugas 1.
1). Lakukan pengamatan unit kopling gesek plat banyak pada
sepeda motor, buatlah gambar sederhana (sket) dan jelaskan
prinsip kerjanya!
e. Tes Formatif 1
1). Uraikan komponen konstruksi utama sebuah unit kopling
gesek, dan jelaskan fungsi masing-masing komponen!

2). Buatlah gambar sederhana (sket) plat kopling dan jelaskan
bagian-bagian serta fungsinya!
3). Buatlah gambar sederhana (sket) pemeriksaan release bearing
dan jelaskan pemeriksaannya!
4). Sebutkan pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada plat
kopling dan jelaskan cara pemeriksaannya!
5). Jelaskan langkah-langkah merakit unit kopling yang telah
terbongkar!

Related Posts:

2 Responses to "Pengertian kopling"

  1. saya sekarang lagi nyusun TA ni mas. nah dalam TA saya ini ada ngebahas tentang one way clutch. kalo ada materi yang lebih detil tlg kirim ke e-mail saya mas....
    mazjhon@yahoo.co.id
    mohon bantuannya. terimakasih...

    ReplyDelete